Apa Itu Web3? Pengertian, Cara Kerja, dan Keamanannya

0103 apaituweb3 01

Pernah dengar istilah Web3, tapi masih bingung apa maksudnya?

Tenang, kamu bukan satu-satunya. Web3 sering disebut sebagai “internet generasi baru,” tapi konsepnya masih terasa abstrak bagi banyak orang.

Tapi, sederhananya, Web3 adalah cara berbeda dalam menggunakan internet—dengan lebih banyak kendali di tangan pengguna, bukan hanya di perusahaan besar seperti Google atau Facebook.

Saat ini, hampir semua aktivitas online kita bergantung pada platform tertentu. Kalau ingin mengunggah video, kita pakai YouTube. Kalau ingin chatting, kita pakai WhatsApp. Akun dan data kita tersimpan di server mereka, dan aturan mainnya ditentukan oleh mereka.

Nah, Web3 mencoba menawarkan pendekatan lain.

Bayangkan kalau kamu bisa mengakses layanan online tanpa perlu login ke akun Google atau Facebook. Atau memiliki aset digital—seperti koleksi musik atau item game—yang benar-benar milikmu, tanpa takut hilang jika platform tempat kamu membelinya tiba-tiba tutup.

Lalu, bagaimana sebenarnya Web3 bekerja? Apa bedanya dengan blockchain dan cryptocurrency?

Di artikel ini, kita akan membahas pengertian Web3, cara kerjanya, serta contoh penggunaannya dalam kehidupan nyata, juga beberapa risiko yang harus diwaspadai saat menggunakan aplikasi Web3.

Yuk, kita mulai!

Apa itu Web3? Pengertian, Analogi, dan Contoh

0103 apaituweb3 02

Web3 adalah istilah yang digunakan untuk menyebut berbagai aplikasi internet yang berjalan di atas blockchain sebagai servernya dan menggunakan cryptocurrency sebagai alat tukarnya.

Di internet saat ini, jika kamu ingin bertransaksi, kamu harus melalui sistem pembayaran milik perusahaan tertentu, seperti PayPal, bank, atau marketplace yang menentukan aturan main.

Di Web3, transaksi diatur oleh smart contract, yaitu program di blockchain yang tidak bisa diubah setelah dibuat dan menggantikan peran pihak ketiga dalam memverifikasi serta mengeksekusi transaksi.

Misalnya, jika kamu ingin menukar uang.

Di Web2, kamu harus mengirim uang lewat bank atau aplikasi e-wallet yang akan memproses dan mencatat transaksi. Mereka bisa menolak transaksi, menunda pencairan, atau mengenakan biaya tambahan.

Di Web3, transaksi berjalan otomatis melalui smart contract. Namun walau berjalan secara otomatis, bukan berarti kamu tidak akan bertemu dengan “aplikasi” di Web3.

Berikut adalah beberapa contoh aplikasi Web3 yang populer sejauh ini, di sini kita menggunakan aplikasi di jaringan Solana sebagai contoh:

  • Phantom → Dompet digital Web3 yang memungkinkan pengguna menyimpan dan menggunakan cryptocurrency tanpa akun bank.
  • MagicEden → Marketplace NFT di mana pengguna bisa membeli dan menjual aset digital tanpa takut transaksi diblokir oleh platform.
  • Jupiter → Platform pertukaran cryptocurrency yang berjalan otomatis menggunakan smart contract, tanpa bank atau broker.

“Loh tadi katanya Web3 menghilangkan perantara, kok masih ada aplikasi?”

0103 apaituweb3 03 res
Jupiter, salah satu contoh aplikasi Web3 yang berjalan di blockchain Solana

Tenang dulu…

Aplikasi seperti Jupiter atau MagicEden bukanlah perantara dalam arti Web2, melainkan alat yang membantu pengguna berinteraksi dengan blockchain.

Mereka tidak menyimpan dana pengguna atau mengontrol transaksi—semuanya berjalan otomatis sesuai kode yang ada di smart contract.

Phantom memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan “menandatangani” smart contract, lalu sistem akan menjalankan transaksi sesuai aturan yang telah ditetapkan.

Lalu setelahnya jika ingin menukar mata uang, kita bisa pakai Jupiter. Di sana pengguna cukup menyetujui smart contract, dan sistem akan otomatis menukar mata uang A dengan B tanpa perantara.

Lalu kalau ingin menukar mata uang dengan gambar digital, kamu bisa ke MagicEden. Di sana proses juga dilakukan oleh smart contract yang secara otomatis menukar mata uang dengan gambar.

Semua proses berlangsung transparan di blockchain tanpa bisa dibatalkan sepihak.

Jadi pada dasarnya, jika sebuah aplikasi berbasis web menggunakan blockchain untuk menyimpan data dan cryptocurrency sebagai sistem transaksinya, maka itu bisa disebut bagian dari Web3.

Bagaimana? apakah sudah panas kepalanya setelah menelan banyak istilah sekaligus?

Berikutnya mari kita pelajari 3 istilah kunci dalam web3, yaitu blockchain dan cryptocurrency.

Perbedaan Blockchain, Web3, dan Cryptocurrency

0103 apaituweb3 05
Contoh aplikasi Web3 yang berjalan di atas blockchain Solana.

Tadi kita sudah tahu bahwa Web3 adalah aplikasinya, blockchain adalah servernya, dan cryptocurrency adalah mata uangnya.

Tapi, penjelasan itu sepertinya masih cukup membingungkan kalau kamu sangat awam ya.

Supaya lebih nangkep, coba aku jelaskan pakai bahasa bayi yaa…

Bayangin kamu punya rekening di bank.

Setiap kali kamu mengirim atau menerima uang, transaksi itu dicatat di sistem bank supaya tidak ada yang bisa mengubah jumlah saldo seenaknya.

Nah, dalam dunia Web3, blockchain adalah sistem pencatatan ini, tapi tanpa perlu ada satu bank yang mengendalikan semuanya.

Sekarang, kalau kamu ingin cek saldo atau kirim uang, pasti butuh aplikasi mobile banking, kan?

Nah, Web3 itu seperti mobile banking-nya. Aplikasi ini memudahkan kamu berinteraksi dengan sistem tanpa harus datang langsung ke “kantor” blockchain.

Terakhir, cryptocurrency adalah uangnya.

Sama seperti rupiah atau dolar yang kamu pakai di bank, crypto adalah mata uang yang digunakan untuk transaksi di dalam blockchain dan aplikasi Web3.

Lalu, gimana penerapan analogi ini ke dalam dunia Web3 atau Crypto?

Penjelasan singkatnya begini:

  • Bitcoin = Blockchain + Crypto (Tapi tanpa Web3, karena tidak ada smart contract)
  • Solana = Blockchain + Crypto + Smart Contract (Mendukung Web3)
  • Jupiter = Aplikasi Web3 di atas blockchain Solana, dengan token JUP sebagai cryptocurrency yang berfungsi seperti saham dalam sistemnya

Sekarang mari kita bedah lebih lanjut, mulai dari Bitcoin.

0103 apaituweb3 04

Bitcoin adalah blockchain dan cryptocurrency (BTC). Tapi di dalam blockchain Bitcoin, tidak ada smart contract, jadi Bitcoin hanya sekadar catatan transaksi dan alat tukar—tidak ada Web3 di sini.

Lalu bagaimana dengan Solana.

Solana adalah blockchain dan cryptocurrency (SOL), tapi Solana mendukung smart contract. Karena ada smart contract, maka aplikasi Web3 bisa berjalan di atas Solana.

Salah satu contoh aplikasi Web3 yang berjalan di Solana adalah Jupiter.

Jupiter adalah aplikasi Web3 yang memungkinkan orang menukar cryptocurrency tanpa perantara seperti exchange tradisional.

Jupiter juga punya cryptocurrency, namanya token JUP. Tapi token itu bukan alat transaksi di Jupiter, melainkan lebih mirip seperti saham di sebuah perusahaan.

Pemegang token JUP bisa ikut dalam pengambilan keputusan untuk masa depan Jupiter, mirip seperti pemegang saham yang bisa memberikan suara dalam kebijakan perusahaan.

Cara Kerja Web3

0103 apaituweb3 06 res
Wallet Phantom, aplikasi utama untuk segala aktivitas Web3, terutama di blockchain Solana.

Singkatnya, cara kerja Web3 seperti ini:

  1. Buat wallet digital (misalnya Phantom).
  2. Top up cryptocurrency sesuai jaringan yang digunakan.
  3. Gunakan aplikasi Web3 seperti Jupiter untuk transaksi.

Semua aktivitas di Web3 dimulai dari wallet digital seperti Phantom untuk Solana.

Wallet ini bisa dibilang mirip dengan mobile banking—tempat kamu menyimpan saldo dan melakukan transaksi. Bedanya, kalau mobile banking tersambung ke sistem bank, wallet Web3 terhubung langsung ke blockchain, tanpa ada perusahaan yang mengontrolnya.

Setelah punya wallet, langkah selanjutnya adalah top up cryptocurrency. Karena Phantom berjalan di jaringan Solana, kamu perlu membeli SOL untuk mengisi saldo wallet-mu.

Caranya cukup mudah, kamu bisa menggunakan layanan on-ramp, yaitu aplikasi atau platform yang memungkinkan kamu mengubah saldo rupiah jadi SOL di wallet metamask.

SOL ini nantinya digunakan untuk berbagai transaksi di Web3, mulai dari membeli aset digital hingga membayar biaya jaringan, yang disebut gas fee.

Gas fee ini mirip dengan biaya transfer antar bank. Misalnya, kalau kamu transfer uang lewat mobile banking, ada biaya admin seperti Rp2.500 untuk BI-Fast atau Rp6.500 jika beda bank.

Di Web3, setiap transaksi juga membutuhkan biaya, tapi jumlahnya bisa berubah tergantung kepadatan jaringan blockchain saat itu. Semakin sibuk jaringannya, semakin mahal gas fee yang harus dibayar.

Kalau saldo sudah terisi, kamu bisa langsung menggunakan berbagai aplikasi Web3.

Misalnya, kalau kamu ingin menukar SOL dengan USDC (mata uang kripto yang harganya setara dengan dolar AS), kamu bisa menggunakan Jupiter.

Cukup sambungkan wallet ke Jupiter, pilih jumlah SOL yang ingin ditukar, lalu konfirmasi transaksi.

Setelah itu, smart contract akan otomatis memproses pertukaran tanpa perlu pihak ketiga seperti bank atau broker.

Apakah Web3 Aman Digunakan?

0103 apaituweb3 06
Metode phising yang umum adalah mengubah link aplikasi web3 untuk mengecoh pengguna.

Web3 tidak sepenuhnya aman, terutama bagi pengguna yang awam teknologi.

Salah satu risiko terbesar di Web3 adalah kesalahan pengguna sendiri.

Tidak seperti di Web2, di mana bank atau platform bisa membantu memulihkan akun jika terjadi masalah, di Web3 semua tanggung jawab ada di tangan pengguna.

Jika kamu kehilangan akses ke wallet atau salah melakukan transaksi, tidak ada customer service yang bisa membantu.

Banyak kasus hack dan pencurian di Web3 terjadi bukan karena kelemahan teknologi, tapi karena kelalaian pengguna.

Salah satu metode yang paling sering digunakan adalah phishing, di mana pengguna tanpa sadar mengklik link berbahaya yang menyerupai situs resmi.

Begitu mereka menghubungkan wallet dan menyetujui transaksi, smart contract jahat akan langsung menyedot saldo crypto mereka tanpa bisa dikembalikan.

Contoh kasus yang sering terjadi:

  • Link palsu yang menyerupai Jupiter Exchange → Banyak hacker membuat situs tiruan yang tampak seperti Jupiter. Jika pengguna menghubungkan wallet Phantom mereka dan menyetujui transaksi, smart contract palsu bisa langsung menguras saldo SOL dan token mereka.
  • Airdrop palsu di Solana → Beberapa pengguna melihat token misterius masuk ke wallet mereka. Saat mereka mencoba “klaim hadiah” melalui situs yang diberikan, mereka justru memberikan izin penuh ke hacker untuk mengambil semua saldo mereka.

Karena itu, Web3 bisa sangat berisiko bagi orang yang tidak memahami cara mengamankan aset digital mereka.

Sangat disarankan untuk menggunakan “uang receh” untuk bertransaksi di aplikasi Web3, supaya kamu bisa coba-coba dahulu.

Kesimpulan

Web3 memberi lebih banyak kendali kepada pengguna dengan blockchain sebagai pencatat transaksi dan cryptocurrency sebagai alat tukarnya. Untuk menggunakannya, kamu butuh wallet digital, top-up crypto, dan aplikasi Web3 seperti Jupiter atau MagicEden.

Namun, Web3 juga penuh risiko, terutama bagi pemula. Banyak kasus pencurian terjadi karena kesalahan pengguna sendiri, seperti mengklik link phishing atau menyetujui transaksi mencurigakan.

Jadi, apakah Web3 aman? Tidak sepenuhnya. Jika ingin mencoba, gunakan dana kecil dan selalu berhati-hati agar tetap aman.

Masih banyak istilah di dunia Web3 yang mungkin bikin bingung. Kita akan kupas tuntas berbagai konsep penting seperti blockchain, wallet, dan smart contract, supaya sobat tekno lebih melek teknologi!

Ikuti teknovrs.com untuk konten edukatif seputar web3.